Pada postingan sebelumnya saya telah mengulas tentang kumpulan ayat dan hadist tentang
keutamaan mengajar dan keunggulan ilmu pengetahuan dibandingkan
dengan harta benda, kali ini saya terinspirasi untuk mengulas
tentang sifat-sifat yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin
pendidikan.
Pemimpin pendidikan adalah salah satu unsur yang dapat mendorong berhasil atau tidaknya suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini pemimpin pendidikan yang dimaksud adalah ketua yayasan atau kepala sekolah.
Memiliki pemimpin yang bijaksana, jujur dan amanah merupakan idaman setiap orang yang berada dalam sebuah lembaga pendidikan. Sosok pemimpin memiliki peranan yang sangat penting guna berlangsungnya sebuah institusi atau kelembagaan. Tidak ada kelompok tanpa suatu kepemimpinan, begitupun sebaliknya, kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Pemimpin sangat diperlukan guna tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Ada beberapa tipe kepemimpinan yang ada di ingkungan pendidikan kita, diantaranya tipe otoriter dan tipe demokratis.
Pemimpin pendidikan adalah salah satu unsur yang dapat mendorong berhasil atau tidaknya suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini pemimpin pendidikan yang dimaksud adalah ketua yayasan atau kepala sekolah.
Memiliki pemimpin yang bijaksana, jujur dan amanah merupakan idaman setiap orang yang berada dalam sebuah lembaga pendidikan. Sosok pemimpin memiliki peranan yang sangat penting guna berlangsungnya sebuah institusi atau kelembagaan. Tidak ada kelompok tanpa suatu kepemimpinan, begitupun sebaliknya, kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Pemimpin sangat diperlukan guna tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Ada beberapa tipe kepemimpinan yang ada di ingkungan pendidikan kita, diantaranya tipe otoriter dan tipe demokratis.
Pemimpin yang
otoriter adalah pemimpin yang selalu bertindak sebagai diktator terhadap
anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Setiap tindakan dan perbuatannya tidak adapat diganggu gugat.
Inisiati dan daya fikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan
kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pemimpin yang otoriter memiliki
dominasi yang sangat berlebihan sehingga ahirnya a dapat menimbulkan sikap
menyerah tanpa kritik, sikap “asal bapak senang” dan kecenderungan untuk
mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
Berlawanan dengan tipe otoriter pemimpin dengan tipe
demokratis tidak menafsirkan dirinya sebagai diktator, melainkan sebagai
pemimpin di tengah-tengah kelompoknya. Hubungan yang terjalin bukan antara
majikan dan buruh tetapi sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Pemimpin
yang demokratis selalu menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan bersama, dalam setiap tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan anggotanya.
Selain itu ia juga mau menerima bahkan mengharapkan pendapat dan
saran-saran dari anggota atau bawahannya.
Selain dua tipe di atas ada juga tipe pemimpin yang
kepemimpinannya hanya jadi sebuah”title” tanpa nampak kerja nyata
sebagai seorang pemimpin. Ia membiarkan bawahannya bertindak sesukanya tanpa
ada koreksi dan evaluasi. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya
pada bawahan. Kekuasaan dan tanggung jawab tidak merata bahkan jauh dari
keseimbangan, sehingga rawan terjadi kekacauan dan bentrokan. Tingkat
keberhasilan organisasi atau lembaga disebabkan karena kesadaran dan dedikasi
beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh pemimpin.
Lalu, sifat-sifat seperti apa yang seharusnya dimiliki
oleh seorang pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan? Menurut bapak R.B.
Suwarno,M.Pd., dosen saya waktu kuliah dulu, syarat-syarat kepribadian diri dari seorang pemimpin yang ideal
adalah: Rendah hati dan sederhana, Bersifat suka menolong, Sabar dan
memiliki kestabilan emosi, Percaya kepada diri sendiri, Jujur adil dan dapat
dipercaya serta memiliki keahlian dalam jabatan.
Rendah hati dan sederhana maksudnya bahwa seorang
pemimpin janganlah bersikap sombong atau merasa lebih mengetahui daripada yang
lain. Ia akan lebih banyak mendengarkan dan berkata daripada berkata dan
menyuruh. Kelebihan pengetahuan yang dimilikinya digunakan untuk membantu
bawahannya bukan untuk dipamerkan dan dibanggakan.
Bersifat suka menolong maksudnya seorang pemimpin
harus selalu siap sedia membantu anggota/bawahan tanpa diminta batuannya. Ia
akan meluangkan waktu untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan
oleh bawahannya walaupun ia mungkin tidak dapat menolong, dengan demikian
anggota/bawahannya akan merasa bahwa pemimpin tersebut benar-benar tempat
berlindung dan membimbing mereka.
Sabar dan memiliki kestabilan emosi maksudnya seorang
pemimpin harus memiliki sifat sabar, tidak cepat merasa kecewa dalam menghadapi
kegagalan atau kesukaran, dan tidak lekas merasa bangga dan sombong jika
memperoleh suatu kebrhasilan. Sifat ini akan memberikan perasaan aman kepada bawahannya,
mereka tidak akan merasa dipaksa, ditekan dan ditindas dalam menjalankan
tugasnya.
Percaya kepada diri sendiri maksudnya, pemimpin yang
percaya kepada diri sendiri dan dapat ditunjukkan dengan sikap dan tingkah
lakunya. Ia juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada setiap
anggota/bawahannya, seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya
kepada anggota-anggotanya, percaya bahwa mereka dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
Jujur, adil dan dapat dipercaya maksudnya, pemimpin
yang baik adalah peimpin yang selalu menepati janji, hati-hati dalam mengambil
keputusan dan teliti dalam melaksanakannya, ia pun tidak akan malu untuk
mengakui kesalahan dan kekurangannya sendiri. Pemimpin yang adil, jujur dan
dapat dipercaya akan selalu konsekuen terhadap orang lain dan terhadap dirinya
sendiri, ia akan selalu berusaha agar sikap dan tindakan tidak bertentangan
dengan perkataan.
Keahlian dalam jabatan maksudnya, seorang pemimpin
harus mempunyai keahlian dalam bidang pekerjaan yang dipimpinnya.
Bagaimanapun kesediaan pemimpin untuk membantu kelompok/bawahannya dalam
kesulitan-kesulitan pekerjaan, tanpa memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan
yang dipimpinnya, tidak mungkin dia dapat memberikan bantuan. Akan tetapi
jangan pula diartikan bahwa hanya dengan keahlian jabatan saja sudah tentu
seseorang menjadi pemimpin yang baik, karena keahlian dalam jabatan itu bukan
hanya kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan tetapi juga termasuk pengalaman
dan penguasaan semua pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh dan menambah
kecakapan dalam memimpin.
Sudah idealkah pemimpin anda?
Keren Mbak Artikel nya :D
ReplyDeleteMakasih :)
Deletehmmm cewek gini nih yang paling di minati cwo buat calon istrisifat2 nya harus gni
ReplyDeleteWaah, si mas ini, artikelnya bukan tentang wanita ideal, tapi pemimpin ideal :D
DeleteBo di baca dulu toh mas artikel nya :D
wah artikelnya bagus mbak, thanks sangat bermanfaat :D
ReplyDeleteMakasih mas, alhamdulillah kalu bermanfaat :)
DeleteBener banget tuh ane setuju
ReplyDeleteiya,, makasih :)
Deleteharus seperti ki hajar dewantara
ReplyDeletebetul mas :D
Delete