Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Menurut bapak Yaya Suryana dosen fakultas tarbiyah UIN Bandung

A. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas  bagi Guru Profesional

Guru Pendidikan Agama, termasuk guru PAI, memiliki tugas mulia dan terhitung berat, seperti terlihat pada definisi Guru Pendidikan Agama menurut Permenag Pasal 1 point 7: “Guru Pendidikan Agama adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberi teladan,menilai dan mengevaluasi peserta didik”. (Permenag RI, No.16 tahun 2010, tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah).

Terkait dengan tugasnya  yang berat tersebut, maka wajar jika untuk menjadi guru profesional diperlukan syarat yang cukup ketat, terutama jika melihat misi utamanya untuk mencerdaskan, mentakwakan,  mentrampilkan, dan mengakhlakmuliakan bangsa.

 Syarat dan kualifikasi yang diperlukan tersebut dapat kita lihat pada Undang Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003; Pasal 42 ayat 1: “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar , sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya mengenai kualifikasi dan syarat yang dibutuhkan tertuang pada Undang Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005; Pasal 8, yang berbunyi: “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Uraian selanjutnya mengenai empat Kompetensi Utama guru terdapat pada Permendiknas No.16 th.2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Meliputi empat Kompetensi Utama, yaitu 1) Pedagogik; 2) Kepribadian; 3) Sosial; 4) Profesional, yang selanjutnya diurai lebih rinci menjadi 24 Kompetensi Inti; yang terurai menjadi 10 kompetensi inti dari kompetensi Pedagogik; 5 kompetensi inti dari kompetensi Kepribadian;  4 kompetensi inti dari Kompetensi Sosial; dan 5 (lima) kompetensi Inti dari kompetensi Profesional.

Dari 24 Kompetensi Inti tersebut, KOMPETENSI INTI KE 10 DAN KE 23, ADALAH TENTANG

TINDAKAN REFLEKTIF dan  PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sejalan dengan Permendiknas di atas, terdapat Permenag No.16 th.2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah; Pasal 16 mengenai Kompetensi  Guru; menyebutkan lima buah Kompetensi (utama) yaitu: 1) Pedagogik; 2) Kepribadian; 3) Sosial; 4) Profesional; 5) Kepemimpinan.

Menurut Permenag no 16 tahun 2010 di atas, Kompetensi Guru PA (I) tersebut  terdiri atas 27 butir Kompetensi. Terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas ada dua butir, yaitu:  

Butir ke 10 mengenai: Tindakan reflektif untuk peningkatan KINERJA PEMBELAJARAN;

dan butir ke 22 mengenai: Tindakan reflektif untuk peningkatan KEPROFESIONALAN GURU.

B. Definisi dan Pengertian PTK

... action research is being systematic about changing your teaching and making sure the changes are in the right direction; that your student are now learning better than they used to. The target of action learning is the teaching of the individual teacher herself or himself. (Biggs,2003:7; dalam Al Wasilah; 2011:69).

Definisi dari Bigss di atas menekankan pada tujuan Action research (baca: PTK; pen.), yaitu bahwa PTK dimaksudkan sebagai tindakan untuk perubahan secara sistematik cara mengajar guru dan cara belajar siswa, serta memastikan bahwa perubahan yang dilakukan atau yang terjadi sudah dalam trek yang benar. Beberapa definisi lain mengisyaratkan hal yang sama, walau berbeda titik tekan karena perbedaan sudut pandang, diantaranya pendapat Suyanto, bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyanto, 1997:4).

       Selain definisi di atas, definisi lain yang diharapkan memperluas wawasan, diantaranya:

PENELITIAN TINDAKAN KELAS adalah: SALAH SATU JENIS PENELITIAN TINDAKAN pada bidang Ilmu PENDIDIKAN dengan  FOKUS UTAMA masalahnya dibatasi pada TINDAKAN GURU DI KELAS; Dengan tujuan utama UNTUK (mengukur proses,  keberhasilan dan kepastian):

PEMECAHAN MASALAH PBM;   dan  INOVASI & PERBAIKAN kinerja pembelajaran



C. Paradigma (World View) Penelitian Tindakan Kelas

Pada saat ini, ada empat madzhab paradigma besar yang dianut peneliti dalam memandang riset sebagai kegiatan ilmiah untuk pemecahan masalah, yaitu:

1. Paradigma Post positivisme; yang merupakan lanjutan dari Positivisme (Newtonian);

Asumsi dasar/ elemen penting : (a) determinasi; (b) reduksionisme; (c) observasi dan pengujian empiris; (d) verifikasi teori;

Jenis Riset: Penelitian Kuantitatif (Ilmiah)

Tokohnya/ pengembang gagasan: Phiplips dan Burbulles (2000)



2.  Paradigma Konstruktivisme; yang dipandang sebagai lanjutan dari paradigma Naturalistic (Einstinian). Pada awalnya, paradigma ini (naturalistic) dianggap berbeda dan bahkan bertentangan dengan paradigma Positivisme nya Newton.

Asumsi Dasar/ elemen penting: (a) pemahaman/ verstehen; (b) makna yang berragam dari partisipan; (c) Konstruksi sosial dan historis; (d) penciptaan teori.

Jenis Riset: Penelitian Kualitatif (Alamiah)

Tokohnya/ pengembang gagasan:Crotty (1998); Neuman (2000); Lincoln dan Guba (2000); Schwandt (2007)  

3. Paradigma  Advokasi Partisipatoris; sering disebut juga Emansipatoris; dipandang sebagai anak kandung yang melengkapi dari paradigma Konstruktivisme; yang tidak puas atas cara pandang riset konstruktivisme yang hanya terbatas sampai ingin tahu, tetapi tidak memberdayakan dan tidak menyebabkan adanya perubahan.

Asumsi dasar/ elemen penting: (a) bersifat politis; (b) berorientasi pada isu pemberdayaan; (c) kolaboratif; (d) berorientasi pada perubahan

Jenis Riset: Action Research (salah satu bagian/ modelnya adalah: PTK)

Tokohnya/ pengembang gagasan: Marx; Adorno; Marcuse; Habermas; Freire; Fay (1987); Heron dan Reason (1997); Kemmis dan Wilkinson (1998)

4. Paradigma Pragmatisme; sebagai solusi atas kebutuhan pemecahan masalah yang dihadapi;

Asumsi dasar/ elemen penting: (a) efek-efek tindakan; (b) berpusat pada masalah; (c) bersifat pluralistik; dan (d) berorientasi pada praktik dunia nyata.

Jenis Riset: Mixed Method Research; (Penelitian Metode Campuran)

Tokohnya/ pengembang gagasan: Rorty (1990); Patton (1990); Murphy (1990); dan Cherryholmes (1992).

(Cf: Creswell: 2010:8)

        Dari empat kelompok paradigma besar yang mutahir tersebut, Action Research dan jenis Penelitian Tindakan lainnya seperti Penelitian Tindakan Kelas merupakan anak kandung Paradigma Advokasi Partisipatoris atau Emansipatoris yang berorientasi pada perubahan.   

D. Prinsip-prinsip Dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas:

1.       Problem Solving dan Progress;

2.       Fleksibel: dalam waktu, tempat dan metode;

1.    Sinambung;

2.    Kontekstual dan realistis;

3.    Spesifik dan terbatas; dalam hal: fokus masalah; sample; metode; validitas instrumen; waktu; tempat; hasil keilmiahan teori;

4.    Kolaboratif;

5.    Reflektif;

6.    Holistik dan susunan jamak dalam latar alamiah (setting);

7.    Internalisasi teori dalam praktek;

8.  Menakar proses dan hasil.

Sebagai bandingan, terdapat prinsip PTK lainnya, seperti dikemukakan oleh Al Wasilah, yang  beliau sebut  sebagai tujuh ayat Action Research, kutipan singkatnya sebagai berikut:

1.    Kritik Reflektif;

2.    Kritik dialektik;

3.    Kolaboratif;

4.    Melawan Status Quo;

5.    Menawarkan sejumlah alternatif;

6.    Internalisasi teori dan praktek;

7.    Belajar dari pengalaman atau lesson learned. (Al Wasilah: 2011: 70)

Sealur dengan prinsip-prinsip  PTK yang dikemukakan Al Wasilah di atas, Mahmud dan Priatna mengemukakan hal tersebut dengan istilah karakteristik PTK. Dengan mengutip pendapat Richart Winter (1996), Mahmud dan Priatna berpendapat bahwa ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan (6) internalisasi teori dan praktek. (Mahmud & Priatna; 2008:26)

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog sederhana ini.
Silahkan berkomentar dengan :
1. Baca dulu artikel, walaupun sekilas agar komentar anda relevan dengan topik
2. Gunakan bahasa yang sopan

Komentar anda sangat saya hargai.
Terima kasih ^_^